This is the default blog title

This is the default blog subtitle.

Opini: Refleksi Aksi Bela Islam 212

Opini: Refleksi Aksi Bela Islam 212

Tidak terasa satu tahun berlalu, saya masih ingat Jumat 2 Desember 2016 saya dan teman-teman kantor berangkat dari Bogor dengan ambulance untuk ikut serta dalam kegiatan yang memuat massa lebih dari 500.000 jiwa ini.
Aksi yang kami lakukan tidak semata-mata aksi heroik, saya yakin baik saya maupun teman-teman lain yang berangkat membawa niat dan misi masing-masing. Bisa jadi sama atau mungkin bertolak belakang.
Berangkat pukul 7 pagi, sebenarnya sudah termasuk dalam term “terlambat”. Buktinya sesampainya di Jakarta, Ambulance kami kesulitan memasuki lapangan inti (Monas) yang seharusnya menjadi lokasi kami berdinas. Kami terjebak di lokasi yang cukup jauh dari pusat acara, sementara itu tim advance yang terlebih dahulu berangkat mendapati tempat tepat di sebelah wisma nusantara. Dengan berjalan kaki, beberapa orang tim medis menyusul ke lokasi termasuk saya.

Sebelumnya saya sampaikan bahwa saya adalah seorang perawat, selepas mendapat legalitas menjadi Ners professional saya mengabdikan diri untuk bekerja di ruang lingkup kegawatdaruratan, tepatnya di layanan pra-rumah sakit yakni menjadi staf ambulance. Tidak lama bergabung, saya pun keluar untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Pertahanan dengan jurusan Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional.
Tentunya pada saat keberangkatan itu saya tidak serta merta pergi tanpa ada upaya untuk mencari titik terang visi dan misi aksi bela islam yang pada saat itu sudah yang ke tiga kali dilakukan dalam waktu tiga bulan berturut-turut. Saya tidak mau menjadi follower non-sense dalam kegiatan ini.

Koleksi pribadi: Lokasi di sekitar wisma antara

Alasan saya ikut dalam aksi ini adalah keingintahuan saya terhadap alas an-alasan orang-orang yang dalam jumlah banyak ini bersedia datang dari penuru Indonesia ke Jakarta yang tentunya tidak tanpa modal baik materil maupun non materil.
Alasan yang menurut orang-orang disekitar saya saat itu sangat tidak logis dan beberapa mengatakan bahwa saya tidak memiliki semangat perjuangan terhadap agama. Saya tidak mau berdebat tentang persepsi orang-orang, toh saya tidak memiliki kapasitas serupa untuk mengomentari alasan kedatangan mereka.

 

Selama hampir 10 jam berada di lokasi, apa hasil yang saya dapatkan?. Jawaban ini akan bervariasi orang per orangnya. Perlu diingat bahwa pada pukul setengah 12 siang sampai dengan berakhirnya sholat jumat dan zuhur lokasi diguyur hujan yang cukup deras. Hal ini menjadi faktor X tersendiri bagi saya yang berada langsung disana. Saya merasa mendapat jawaban dari keingintahuan saya terhadap alasan-alasan orang-orang berbodong-bondong datang dalam Aksi Bela Islam 212 tahun 2016 ini.

Dari pengamatan saya ada dari mereka yang datang karena panggilan hati nuraninya, kemudian beberapa diantara mereka ada yang memiliki alasan yang sama dengan saya yakni mencari tahu, ada lagi yang iseng sekedar memuaskan nafsu jaman now dengan meminta selfie ketika sedang sholat jumat. Ini semua adalah pengalaman pribadi yang saya alami selama 10 jam berada di tengah-tengah massa.
Saya tidak bisa menyimpulkan secara gambling bahwa aksi ini memiliki muatan politik, karena saya tidak melakukan analisa atau riset yang mendalam. Apa yang bisa saya sampaikan adalah aksi bela islam 212 bila ditinjau dari sisi hukum memiliki legalitas karena merupakan wujud kebebasan yang diatur dalam perundang-undangan. Acara yang berlangsung aman, tidak ricuh, dengan jumlah massa sebanyak itu adalah suatu prestasi menurut saya. Namun, dalam kondisi massa sebanyak itu risiko yang muncul dan dapat saja terjadi mungkin sama banyaknya dengan jumlah massa yang datang.
Bagi saya yang mendalami imu pengruangan risiko dan kebencanaan. Saya melihat bahwa penhumpulan massa dalam jumlah besar di tempat strategis dapat menundang orang-orang dengan kepentingan “lain” ikut bergabung. Oleh karenanya kesiapan dari panitia, masyarakat yang datang, dan pemerintah maupun masyarakat sekitar harus sama-sama matangnya. Adanya rencana operasi untuk pengamanan aksi sebaiknya di share dan dikomunikasikan agar tidak menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan keamanan khususnya untuk daerah yang menjadi tempat aksi dilaksanakan.
Jadi, bagaiman pendapat rekan-rekan sekaliannya terhadap REUNI AKBAR 212 yang akan dilaksanakan besok hari 2 Desember 2017?
Mari berdiskusi…

Facebook Comments

About Febi Dwi Putri

Lulusan Fakultas Keperawatan UNPAD Menekuni bidang kegawatdaruratan dan kebencanaan. Senang berdiskusi positif dan bercita-cita untuk menebar manfaat seluas-luasnya.