This is the default blog title

This is the default blog subtitle.

Ancaman Keamanan Maritim Indonesia

Ancaman Keamanan Maritim Indonesia

RuangRakyat — Permasalahan mengenai kejahatan maritim saat ini telah menjadi perbincangan internasional, sebab tindak kejahatan ini tidak hanya mencakup pada satu negara melainkan lintas negara (Transnational crimes). Pelakunya pun terorganisir secara rapih meliputi kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari satu negara. Sampai hari ini, laut masih menjadi jalur perdagangan yang strategis, hampir 90% perdagangan di dunia diangkut melalui laut. Maraknya kejahatan maritim dapat dianalogikan seperti semut, dimana ada gula di situ semut akan berkumpul, sama halnya ketika laut menjadi ramai dengan kegiatan perekonomian, maka di situ pula akan tumbuh subur kejahatan.

Indonesia merupakan “surga” bagi jalur pelayaran dunia dikarenakan letaknya yang strategis, diapit oleh dua benua, Australia dan Asia, juga oleh dua samudra, Pasifik dan Hindia. Jika diibaratkan, wilayah Indonesia adalah persimpangan bagi kapal dari dunia barat yang ingin ke timur dan kapal dunia timur yang ingin ke barat. Selain itu, Indonesia juga memiliki beberapa Choke Points (titik perlintasan) strategis bagi jalur pelayaran dunia, seperti Selat Malaka, Selat Makasar, dan Selat Lombok.

Indonesia memiliki luas laut 6 juta km lebih, dimana didalamnya terkandung sumber daya alam yang melimpah, terutama dalam bidang perikanan yang memiliki potensi produk lestari perikanan laut mencapai 6,4 juta ton setiap tahunnya. Tentunya hal-hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi Indonesia jika bisa dikelola dengan baik, namun juga bisa menjadi permasalahan jika tidak dikelola dengan baik. Keamanan maritim menjadi persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh negara-negara yang memiliki laut, khususnya untuk menunjang pemasukan dari sektor maritim. Keamanan maritim merupakan sebuah kondisi dimana segala kegiatan perekonomian di laut terbebas dari kerugian finansial dan juga korban jiwa. Kondisi laut yang rawan akan berdampak buruk pada pembangunan ekonomi maritimnya.

Sumber gambar : Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut 2011

 

Keamanan maritim menjadi persoalan penting bagi negara-negara yang banyak melakukan aktivitasnya di laut, utamanya aktivitas perekonomian. Bagi negara-negara yang mempunyai lautan, keamanan maritim bukan lagi hanya sebatas isu-isu nasional, tapi telah menjalar hingga ke internasional. Sejalan dengan banyaknya kegiatan perekonomian di laut maka sejalan juga dengan maraknya kejahatan di laut. International Maritime bureau (IMB) melaporkan bahwa pada tahun 2015 telah terjadi 246 laporan perampokan dan pembajakan kapal di wilayah laut seluruh dunia, dan Indonesia menduduki peringkat teratas dengan 108 laporan. Hal ini membuat wilayah Indonesia menjadi kawasan paling rawan akan ancaman kejahatan laut.

Kejahatan maritim merupakan sebuah ancaman yang sering terjadi di wilayah laut Indonesia dan mengganggu jalur transportasi laut baik dalam hal perdagangan, pelayaran maupun kegiatan eksploitasi sumber daya laut seperti penangkapan ikan. Ancaman ini meliputi pembajakan, perampokan, terorisme laut, penyelundupan barang-barang, perdagangan manusia, penangkapan ikan secara illegal, dan kecelakaan di laut. Misalnya kasus illegal fishing yang sering dilakukan oleh negara asing di wilayah laut Indonesia yang menyebabkan kerugian negara sekitar 101 triliun setiap tahunnya (kkp.go.id). Kasus Illegal fishing yang terjadi di laut Indonesia didominasi oleh kapal-kapal penangkapan ikan asing yang berasal dari negara-negara di Asia Tenggara. Kemudian penyelundupan barang-barang illegal, berdasarkan data yang dilansir dari situs resmi Badan Keamanan Laut (Bakamla), pada bulan Januari sampai September 2016 telah terjadi 169 kasus penyelundupan di laut Indonesia. Penyelundupan tersebut meliputi manusia, kayu, BBM, narkoba, miras, hewan, dan barang.

Prihartono, B. ‘Pengembangan Tol Laut Dalam RPJMN 2015-2019 dan Implementasi 2015’, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

 

Kecelakaan laut juga menambah daftar panjang ancaman keamanan maritim di Indonesia. Seperti yang terjadi pada awal tahun 2017, kapal penumpang Zahro Ekspress yang bertolak dari Muara Angke menuju Pulau Tidung terbakar di tengah perjalanan dan menyebabkan puluhan jiwa melayang. Kecelakaan laut dapat terjadi diakibatkan banyak faktor, diantaranya human error, alam, gangguan teknis, kesalahan prosedural dan lain lain. Berdasarkan gambar di atas, kecelakaan laut di Indonesia pada kurun waktu 2010-2013 banyak terjadi disebabkan oleh faktor alam meliputi cuaca yang buruk, badai, gelombang dan arus yang kuat.

Ancaman kejahatan maritim di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah, seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di perairan Indonesia. Apalagi kedepannya pusat perdagangan dunia akan lebih terfokus ke wilayah Asia, mengingat jumlah penduduk Asia yang semakin meningkat. Ancaman-ancaman ini selain berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga berdampak pada citra Indonesia di dunia Internasional. Indonesia harus mulai berbenah demi mewujudkan laut yang aman bagi semua, apalagi dengan digaungkannya visi Poros Maritim Dunia, tentunya keamanan maritim menjadi prioritas jika ingin mewujudkan visi tersebut.

Facebook Comments

About Anta Nasution

Sarjana Perikanan yang sedang mengambil studi Pascasarjana tentang Kemaritiman. Berharap suatu saat nanti bisa menjadi Panglima Tertinggi Komando Armada Nelayan.