
RuangRakyat — Di era serba digital dan keterbukaan informasi ancaman siber bukan lah hal yang asing lagi. Belakangan ini negara-negara di berbagai belahan dunia terus memperkuat kemampuan digital security agar dapat terciptanya keamanan di dunia maya yang sering kali ditembus oleh para hackers.
Istilah hacker komputer pertama muncul di pertengahan tahun 1960-an. Hacker adalah Seorang yang mempunyai keinginan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu system, komputer atau jaringan komputer, dengan kemampuan itu mereka menjadi orang yang ahli dalam bidang penguasaan sistem, komputer atau jaringan komputer. Sedangkan hacking yaitu kemampuan yang dijalankan dalam suatu operasi peretasan sebuah sistem.
Kegiatan hacking walaupun salah, namun banyak dirasakan manfaatnya oleh sebagian orang. Sebagai contoh tersebarnya berbagai jenis software berbayar yang diretas dan kemudian didistribusikan di situs-situs dan dapat dengan mudah diunduh.
Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dengan kemampuan siber tercanggih sekalipun masih dibayang-bayangi mimpi buruk ancaman ini. Terlepas dari benar atau tidak isu yang digencarkan oleh intelijen AS, yaitu terpilihnya Presiden Donald Trump dalam pemilu lalu dituding atas keberhasilan kerja sama dengan hacker atau peretas Rusia yang menyabotase pemilu Amerika.
Isu ini ditolak kebenarannya oleh McAfee sebagai perusahaan antivirus terbesar di AS. Menurut McAfee, bukti-bukti yang diajukan intelijen Amerika terlihat seperti propaganda masif. Tujuannya, menghasut masyarakat Amerika agar membenci Rusia. Berdasarkan bukti tersebut, ia percaya peretasan tak mungkin dilakukan sebuah negara. Namun isu ini nampaknya menjadi momok tersendiri bagi jalannya demokrasi di AS.
Belum lagi diserangnya infrastruktur kritis yang luput dari pengamatan terjadi di kota Dallas. Seorang hacker membuat kekacauan, hacker tersebut menyalakan 156 alarm darurat di kota Dallas selama 90 menit. Alarm darurat digunakan untuk memperingatkan cuaca buruk, seperti tornado. Warga yang dilanda kecemasan pun menelpon saluran darurat 911. Tercatat 4.400 panggilan masuk hanya dalam waktu tiga setengah jam.
Dikutip dari laman Telegraph, Minggu (9/4/2017), hacker tersebut menipu sistem dengan mengirimkan sinyal yang diulang sebanyak 60 kali mulai dari pukul 23:42 sampai 01:17 Sabtu dini hari.
Jenis-jenis Hacker
Untuk mengenal lebih jauh, Hacker pun dikelompokan menjadi beberapa golongan, yaitu antara lain sebagai berikut:
- White Hat Hacker
White Hat Hacker ialah hacker yang memegang teguh etika, akses ke sistem komputer dilakukan bukan untuk tujuan yang merugikan, tetapi untuk menguji ketahanan sistem tersebut. Jadi, hacker jenis ini senang mempelajari sebuah jaringan sistem, bahkan banyak dari mereka yang disewa sebagai konsultan keamanan. Dapat dikatakan mereka adalah hacker yang baik.
2. Black Hat Hacker
Black Hat Hacker ialah jenis hacker yang aktivitasnya menerobos sistem keamanan komputer untuk melakukan kerusakan, seperti: mencuri data, mencuri identitas, penipuan kartu kredit dan berbagi aktvitas lainnya yang merugikan. Hacker jenis ini terkadang mencari keuntungan pribadi dari celah sistem.
3. Grey Hat Hacker
Grey Hat Hacker ialah seseorang yang menganut standar etika ganda dalam melaksanakan hackingnya. Sekali waktu hacker mungkin ini menjunjung etika hacker, namun di waktu yang lain aktivitasnya melanggar batas-batas hukum.
4. Script Kiddie Hacker atau Green Hat
Script Kiddie Hacker ialah seseorang yang tidak mahir dengan sistem komputer, sering pula disebut hacker pemula, mereka mampu menerobos sebuah sistem komputer dengan menggunakan perangkat lunak atau yang dibuat orang lain.
5. Hacktivist Hacker
Hacktivist Hacker ialah jenis hacker yang menggunakan kemampuannya untuk menyebarkan pesan-pesan tertentu, seperti (politik, agama, ideologi, dll). Layaknya aktivis mereka memperjuangkan suatu isu sosial bahkan konspirasi sebagai bentuk perlawanan.
Setelah memahami berbagai motif dari para hacker maka kita dapat membedakan jenis serangan yang dilakukan dari sasaran yang hendak dilumpuhkan oleh para hacker dan seberapa parah kerugian yang dihasilkan. Misalkan sebuah akun media sosial diretas atau pembobolan sebuah sistem keuangan perbankan tentu adalah kedua hal yang memiliki dampak kerugian yang memiliki skala yang jauh berbeda.