
RuangRakyat — Proses pemungutan suara pemilihan Gubernur DKI Jakarta menghasilkan kemenangan pada paslon nomor urut 3. Hasil Quick Count Pilkada DKI yang di rilis tiga lembaga Survei saat ini menunjukkan hasil Anies-Sandi memimpin perolehan suara. Tiga lembaga itu adalah Indikator Politik, Pollmark dan LSI Denny JA.
Jika pada putaran pertama wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara berhasil direbut paslon nomor urut 2, kini suara itu berhasil direbut. Berdasarkan sejumlah quick count dari berbagai lembaga, pasangan Anies-Sandi unggul sekitar 56-57 persen. Sedangkan pasangan Ahok-Djarot memperoleh 42-43 persen. Dengan penghitungan cepat ini, seperti dalam pilkada dan pemilihan presiden yang lalu, hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan rekapituasi KPU nanti.
Dilansir dari cnnindonesia.com, Ketua Tim Sukses Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Prasetyo Edy Marsudi belum bisa mempercayai selisih suara dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bisa lebih dari 10 persen. Ia menduga, ada intimidasi terhadap warga yang akan memilih Ahok-Djarot di tempat pemungutan suara.
Dugaan ini muncul lantaran selisih yang sangat jauh ini. Versi hitung cepat semua lembaga survei menyebut perbedaan perolehan suara bisa di atas 15 persen.
Sejumlah keganjilan memang terjadi selama pemungutan suara rabu lalu, seperti yang terjadi di Jakarta Barat, Ketua RT 08 RW 02 Kelurahan Kamal, Kalideres, Mulyandi mengaku diintimidasi oleh enam orang yang diduga relawan Ahok-Djarot. Kasus ini sudah ditangani oleh polres setempat.
Dilansir dari kompas.com, juru bicara Ahok- Djarot, Raja Juli Antoni, sebelumnya menyatakan pihaknya menemukan adanya intimidasi terhadap pemilih di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta pada Rabu ini. Gangguan terhadap pemilih itu menurut dia terjadi di TPS 13, 16, 17, dan 24 di Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Kemudian di dekat TPS Tegal Alur, dan di TPS 15 Ancol.
“Di TPS 15 di sebuah apartemen daerah Ancol misalnya, para pemilih jadi enggan turun dari apartemen karena ada kerumunan orang yang membuat warga apartemen khawatir,” kata Raja.
Meskipun indikasi kecurangan dengan cara intimidasi nampak terjadi di sejumlah wilayah, calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama memastikan tak akan menggugat hasil perhitungan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya kira enggak ada niat gugat ke MK ya. Kalau memang sudah kayak begitu ya sudah saya kira,” kata Ahok di kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).
Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mengucapkan selamat kepada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi), yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan hitung cepat.
Djarot juga mengucapkan terima kasih dan merasakan perjuangan partai pendukung dan relawan. “Mereka berjuang sampai akhir dan mereka juga sudah memberikan hak pilihnya. Kepada masyarakat Jakarta saya juga berterima kasih karena ikut mencitapkan susana damai.”
Djarot menambahkan, dengan selesainya Pilkada DKI, semua orang harus menenangkan jiwa. “Nafsu amarah dan angkara murka selama berlangsungnya proses demokrasi, harus bisa membawa batin kita tetap tenang,” kata Djarot.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Ahok. “Kami mengucapkan terima kasih seluruh paratat dari Polri, TNI, Satpol PP, relawan dan media yang telah mendukung jalannya Pilkada berjalan dengan baik. Ke depan, semua harus melupakan kejadian buruk selama kampanye,” kata Ahok.
Ahok menambahkan, masih ada sisa waktu sekitar 6 bulan untuk bekerja menuntaskan program kerjanya. “Kami akan bekerja cepat dan melunasi pekerjaan rumah dan janji yang sidah kami sampaikan. Tentu program ini tidak akan selesai semua. Nanti akan dilanjutkan oleh Pak Anies dan Pak Sandi.”
Ahok berujar,kekuasaan itu hanya Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang mengambil. “Tuhan selalu yang baik. Kami terbuka untuk Anies-Sandi apabila diminta data untuk melanjutkan pembangunan Jakarta. Saya dan Pak Djarot aka tetap melayani warga Jakarta hingga akhir periode, Oktober nanti,” kata Ahok.