
Bogor, RuangRakyat — Pada tanggal 7 Januari 2017 Dewan Intelijen Nasional AS (National Intelligent Council) mengumumkan secara resmi analisisnya mengenai keterlibatan Rusia dalam pemilu AS. Laporan resmi berjudul ‘Assessing Russian Activities and Intentions in Recent US Elections’ setebal 25 halaman tersebut menjelaskan seluruh hasil analisis komunitas intelijen AS terhadap kasus ini. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa CIA dan FBI dengan keyakinan tinggi menyatakan bahwa Rusia terlibat dalam kasus ini, sedangkan NSA (The National Security Agency) memiliki keyakinan moderat. Laporan tersebut dapat diakses bebas oleh masyarakat melalui internet.
Dilansir dalam harian online Reuters.com (09/01/2017) Presiden AS terpilih menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan, “Rusia, Cina, negara-negara lainnya, kelompok-kelompok di luar sana dan masyarakat secara terus-menerus sedang mencoba untuk merusak infrastruktur siber institusi pemerintahan, bisnis, organisasi-organisasi kita termasuk Komite Nasional Demokrat”.
Masih dalam harian online yang sama, Priebus, Ketua Aktif Komite Nasional Republik yang menjabat sebagai kepala staff Gedung Putih, mengatakan bahwa Trump telah merencanakan untuk meminta komunitas intelijen untuk memberikan rekomendasi apa yang harus dilakukan, “Tindakan kemungkinan besar akan dilakukan”. Selain itu dia menambahkan bahwa tidak ada salahnya jika mencoba memiliki hubungan baik dengan Rusia atau negara-negara lainnya.
Sedangkan Senat Lindsey Graham dalam NBC’S “Meet the Press” yang dilansir Reuters.com menyatakan, “Dalam 2 minggu, Donald Trump akan menjadi pembela dunia dalam membawa kemerdekaan dan demokrasi. Anda harus menunjukkan pada seluruh orang di Amerika, baik Republik dan Demokrat, bahwa anda akan membuat Rusia membayar mahal atas usahanya melakukan interfensi”.
Menanggapi hal tersebut harian online Rusia, Russian Today (RT), melansir komentar juru bicara Kremlin (09/01/2017), “Moskow sangat-sangat lelah dengan tuduhan-tuduhan ini. Hal ini mengingatkan pada seorang pemburu tukang sihir. Publikasi ini (laporan komunitas intelijen CIA-red) tidak memiliki substansi nilai tambah untuk dikomentari. Dari sudut pandang kami, tuduhan yang tidak berdasar yang didukung oleh omong kosong, cukup amatiran, emosional, yang sulit untuk diterapkan pada pekerjaan profesional tingkat tinggi para petugas intelijen dengan kualifikasi tinggi”.
Rusia sudah mulai lelah atas intervensi melalui pemberitaan yang selalu menyudutkan Moskow terlibat perpolitikan Amerika Serikat tanpa adanya bukti-bukti dalam pembentukan opini tersebut. (ARN)
(sumber gambar : maltasound.com)