Serang, RuangRakyat — Memiliki bentuk tubuh yang proporsional adalah idaman semua wanita. Tak jarang para wanita rela melakukan berbagai cara mulai dari mengkonsumsi suplemen penurun berat badan, olahraga seperti yoga, aerobik, atau zumba. Ditambah lagi keharusan untuk mengatur pola makan dengan berbagai metode, mulai dari diet mayo, diet golongan darah, food combining, dan yang tak kalah populer di Indonesia adalah ‘clean eating’.
Clean Eating, ya Real Food
Sebenarnya apa sih Clean Eating itu sendiri?. Pada dasarnya Clean Eating itu adalah makan bersih alias hanya memakan makanan yang tidak terlalu banyak diproses atau makan makanan yang alami dan mendekati aslinya atau ‘real food’. Contoh dari real food adalah sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Menurut dr. Samuel Oentoro yang merupakan dokter spesialis gizi, makanan yang alami adalah makanan yang tidak mengandung lemak jahat yang menyebabkan tingkat kolesterol naik, bebas pengawet, bebas pewarna, dan bahan sintetis kimia lainnya.
Clean Eating bertujuan untuk menerapkan gaya hidup sehat yang tidak terhenti saat berat badan turun, tapi dilakukan secara berkelanjutan. Jika berat badan turun karena menerapkan clean eating itu hanya bonus dari tubuh yang sehat dan juga bugar.
Perbanyak konsumsi serat
Cara menerapkan clean eating sendiri hanya mengkonsumsi makanan yang bernutrisi kaya akan serat, rendah lemak, rendah gula, gluten-free, organik dan berasal dari bahan nabati (sayur-sayuran dan buah-buahan). Dalam Melakukan clean eating masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi protein yang berasal dari hewani, namun porsinya tidak terlalu dominan jika dibandingkan dengan buah-buahan dan sayur-sayuran (nabati food).
Konsumsi karbohidrat yang berasal dari nasi bisa digantikan dengan beras merah atau beras hitam yang memiliki karbohidrat kompleks ( Low Index Glycemic ), rendah gula dan kaya akan serat. Akibat tingginya kandungan serat pada beras merah dan beras hitam, perut kita akan terasa lebih cepat kenyang meskipun hanya mengkonsumsi sedikit.
Jika kita ingin mengkonsumsi protein yang berasal dari hewani pun tidak bisa sembarang. Kita hanya perlu merebus, mengukus, atau memanggangkan-nya. Menggoreng hanya membuat makanan semakin berminyak dan berlemak.
Kurangi garam dan gula dalam Clean Eating
Kita juga harus mengontrol asupan garam dan gula dalam melakukan clean eating. Hal ini dikarenakan garam dapat menahan air dalam tubuh untuk tidak cepat menguap sebagai keringat atau keluar sebagai air seni, yang mengakibatkan massa tubuh menjadi naik. Sehingga kita sering salah kaprah bahwa berat badan naik bukan hanya faktor peningkatan lemak, tapi juga dipengaruhi kadar air dalam tubuh. Departemen Pertanian Amerika (U.S. Department of Agriculture) membatasi konsumsi garam tidak lebih dari 2.300 mg dalam sehari. Jika kita mengkonsumsi gula secara berlebihan akan terjadi peningkatan insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Insulin berfungsi untuk mengubah gula menjadi energi. Namun, gula yang berlebih akan disimpan insulin sebagai lemak.
Tips Clean Eating untuk pemula
Bagi pemula yang ingin menerapkan pola makan clean eating. Ada baiknya dimulai dari diet yang kecil-kecil. Misalkan, kita terbiasa makan mie instan, makan frozen food, minum soda, atau terbiasa menyeduh teh manis tiap pagi. Cobalah untuk mulai mengurangi porsi atau intensitas makanan, seperti mie instan yang sering dimakan tiap hari, coba mulai dikurangi menjadi seminggu sekali, setelah itu kurangi menjadi 2 minggu sekali dan seterusnya. Lalu, biasa minum teh manis dengan gula 3 sendok, coba dikurangi menjadi 1 sendok makan.
Kita perlu merubah mindset dan pola pikir untuk tetap konsisten dalam menjalankan clean eating. Kebiasaan kita mengkonsumsi makanan manis, gurih, asin, pedas, dsb. telah tertancap kuat di memori, sehingga kita menjadi addict dan menganggap jika makanan dengan rasa tersebutlah yang enak. Sehingga, tubuh perlu beradaptasi untuk mengkonsumsi real food, agar clean eating bukan lagi hal yang menyiksa, dan berat badan pun bisa turun dengan sendirinya. (RRN)
