This is the default blog title

This is the default blog subtitle.

Inilah Tips Menghentikan Kebiasaan Mendengkur Saat Tidur

Inilah Tips Menghentikan Kebiasaan Mendengkur Saat Tidur

RuangRakyat — Tidur dengan mendengkur (biasa disebut juga tidur mengorok) merupakan fenomena yang dapat kita jumpai pada orang yang mengalami permasalahan tidur ini. Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapat kebiasan mendengkur yang memerlukan pengobatan.

Mendengkur yang memerlukan pengobatan biasanya menunjukan beberapa gejala yang mengganggu keseharian para pendengkur seperti, kelelahan, mengantuk di siang hari, bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari ditandai dengan sakit kepala pada pagi hari, mudah marah. Pada anak-anak mendengkur dapat disebabkan oleh adanya pembesaran kelenjar tonsil (radang amandel) yang perlu dilaporkan pada dokter anda.

Terdapat beberapa cara menghilangkan kebiasan pendengkur tanpa harus mendapatkan tindakan medis, yakni:

  1. Mengubah Gaya Hidup

Memang tampak mudah, namun pada praktiknya mengubah gaya hidup membutuhkan tekad dan konsistensi yang kuat. Dengan mengubah gaya hidup, kebiasaan mendengkur dapat dikurangi. Kebiasaan ini meliputi mengurangi berat badan, menghindari kebiasaan minum alckhol sebelum tidur, berhenti merokok, dan melakukan olahraga teratur. Mengubah posisi tidur dapat membantu mengubah kebiasaan mendengkur.

  1. Alat Bantu Anti-Mendengkur

Telah banyak alat bantu dikembangkan untuk membantu mengurangi dengkuran. Diantaranya adalah penggunaan nasal devices yakni alat yang bertujuan untuk mencegah lubang hidung tertutup atau menyempit selama tidur.

Selain itu oral devices yakni alat bantu penceah dengkuran yang bertujuan untuk menghalangi aliran udara masuk ke mulut dengan merekatkan mulu dan rahang hal tersbut membuat hidung bernafas dengan baik dan tidak menimbulkan suara dengkuran.

Mandibular Advancement Devices adalah alat yang bertujuan untuk menjaga lidah dan rahang pada saat tidur. Pernagkat ini dapat meningkatkan aliran udara yang masuk melalui orofaring dan mencegah penyempitan aliran udara yang masuk.

Ketiga perangkat tersebut dapat digunakan pada dengkuran sedang dan bukan disebabkan oleh adanya penyumbatan jalan nafas atau obstruksi apnea (henti napas) saat tidur akibat adanya penyumbatan pada otot leher (tenggorokan) dan lidah yang jatuh ke belakang menyebabkan terhambatnya aliran udaran selama tidur, yang dapat mengurangi banyak jumlah oksigen yang dikirim kepada organ termasuk otak dan jantung.

Orang dengan Obstructive Sleep Apnea memiliki dengkuran yang keras dan berhenti nafas sejenak yang menyebabkan penderita terbangun tanpa sadar. Kejadian tersebut dapat berulang-ulang kali selama tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan pada pagi harinya. Kondisi ini bila dibiarkan dapat menyebabkan darah tinggi, stroke, serangan jantung dan kematian tiba-tiba saat tidur.  Penderita Obstructive Sleep Apnea harus memeriksakan dirinya pada dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai.

Facebook Comments

About Febi Dwi Putri

Lulusan Fakultas Keperawatan UNPAD Menekuni bidang kegawatdaruratan dan kebencanaan. Senang berdiskusi positif dan bercita-cita untuk menebar manfaat seluas-luasnya.