
Apa jadinya kalau distrik ini benar-benar disapu ombak yang lebih tinggi dari pohon kelapa, disertai hujan api dan lahar panas yang akan membinasakan makhluk hidup, kang?
Agaknya firasat Raden Ayu Sadinah yang ia utarakan pada suaminya, Raden Tjakra Amidjaja yang merupakan seorang Wedana tidak berlebihan. Seminggu setelah itu tepatnya pada hari Senin, 27 Agustus 1883 Krakatau meletus. Kutipan dialog tersebut cukup menggambarkan kegamangan sebelum peristiwa meletusnya Krakatau yang melegenda. Kisahnya menginspirasi Kwee Tek Hoay untuk membuat novel berjudul “Drama dari Krakatau” yang kemudian disempurnakan oleh Mahdiduri dalam sebuah lakon berjudul “Krakatoa” pada tahun 2010 dengan sudut pandang rakyat pribumi.
Kisah mengenai Krakatau juga menginspirasi BBC untuk membuat film dokumenter yang disutradarai oleh Sam Miller pada 2006 berjudul “Krakatoa; The Last Days”. Berbekal catatan dan kesaksian dari seorang vulkanolog Belanda bernama Rogier Diederik Marius Verbeek serta kesaksian dari istri Controleur Willem Beijerinck bernama Johanna, film ini menggunakan sudut pandang kolonial yang sedang berkuasa di wilayah Banten. Kedua kisah tersebut, baik Drama dari Krakatau hingga Krakatoa; The Last Days sepakat menjadikan peristiwa meletusnya Gunung Krakatau dan Tsunami sebagai bencana dahsyat yang mengubah kehidupan manusia sehingga manusia perlu dengan cermat mengamati tanda-tanda yang muncul dari alam.
Meletusnya Krakatau pada 27 Agustus 1883 tidak serta merta terjadi secara mendadak. Debu dan asap setinggi 11 km telah dimuntahkan oleh Krakatau pada bulan Mei 1883 yang kebetulan terekam oleh kapal perang Jerman yang sedang melintasi Selat Sunda. Dua bulan kemudian letusan kecil acap kali terjadi dan gempa mulai dirasakan oleh penduduk di sekitar Banten dan selatan Sumatra. Letusan besar mulai terjadi pada sore hari tanggal 26 Agustus 1883. Kekuatan letusan memicu munculnya tsunami. Tidak selesai sampai di situ, Krakatau terus bergejolak hingga memicu letusan sebanyak empat kali dan tsunami setinggi 36 meter. Kekuatan daya ledaknya terdengar hingga radius 5.000 kilometer. Tak kurang dari 36.000 orang tewas dalam bencana kiamat kecil tersebut.
Peristiwa ini membuat pemerintah Hindia Belanda semakin sadar mengenai penelitian vulkanologi, geologi, dan mitigasi bencana. Bahkan pada tahun 1922, pemerintah Hindia Belanda secara khusus meningkatkan penelitian mengenai geologi, mineral, batuan, fosil dan sebagainya di bawah sebuah lembaga bernama Dienst van den Mijnbouw sekaligus menyempurnakan lembaga yang sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1850, yaitu Dienst van het Mijnwezen.
Lebih dari empat dekade setelah letusan dahsyat yang mengerikan tersebut, Krakatau melahirkan bentuk baru dan kembali muncul ke permukaan. Ledakannya mencapai angka 14.269 pada pertengahan tahun 1928. Aktivitas ini menarik minat seorang geofisika asal Rusia bernama Petroeschevsky hingga ia membangun bunker di Pulau Panjang untuk mengamati dan meneliti aktivitas Anak Krakatau. Penelitian ini sangat berguna terutama mengenai pertumbuhan anak Krakatau yang mencapai lebih dari satu mil dan upaya yang dapat dilakukan guna memitigasi resiko yang mungkin muncul.
Lama tak terdengar, dentuman keras kembali menghentakkan Selat Sunda pada akhir Juni 2018. Aktivitas erupsi kembali menjadi pemandangan bagi masyarakat yang menyebrang dari Merak ke Bakauheni atau sebaliknya serta bagi pelancong di kawasan Anyer dan Tanjung Lesung. Hal yang sama dirasakan oleh Dico, Vera, dan Nonna yang menyaksikan langsung keindahan matahari tenggelam dengan pemandangan erupsi Anak Krakatau dari Pantai Florida.
Menjelang satu semester pasca aktif kembali, gempa tremor dengan frekuensi tinggi mulai terjadi. Ternyata erupsi dan tremor menjadi pertanda munculnya tsunami setinggi 2 meter pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Peristiwa tsunami tanpa tanda-tanda yang berlangsung begitu cepat tersebut menyapu wilayah Tanjung Lesung. Tak kurang dari 400 nyawa melayang, termasuk di dalamnya personil band Seventeen, komedian Aa Jimmy, dan Istri dari vokalis band Seventeen serta karyawan PLN yang sedang melakukan Gathering. Duka mendalam dirasakan oleh penduduk Banten dan Lampung, terutama penduduk yang terkena dampak langsung dari tsunami. Beruntung bagi Vera, Dico, dan Nonna, Pantai Florida tidak terkena tsunami sehingga mereka selamat.

Sumber: KITLV Leiden
Kali ini Anak Krakatau memberikan sinyal bahwa tsunami dapat muncul tanpa didahului oleh gempa seperti yang terjadi pada tahun 1883. Erupsi yang terjadi pada Anak Krakatau mengakibatkan kawah gunung menjadi kolaps sehingga terjadi longsor di bawah laut yang menjadi penyebab munculnya tsunami. Pasca peristiwa, erupsi masih terus terjadi. Anak Krakatau akan terus bangkit dan tumbuh. Sudah selayaknya bencana yang muncul memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk terus bangkit. Bencana mungkin tidak dapat ditolak, namun melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekaman sejarah manusia dapat memprediksi sekaligus memitigasi resiko yang akan terjadi pasca bencana.